
Happy Birthday!

So, today is my birthday. I am sitting in one of my favorite fast food outlet, McD in Plaza Festival Kuningan, after working hours. With two small french fries and ice coffee jelly float. Because we have a different way to celebrate our birthday, right? And now, this is my way. Sitting alone and trying to write something (or nothing).
Gue selalu suka bulan September. Bagi gue, September adalah bulan terseksi dalam satu tahun. Gue penasaran dengan perkembangan diri gue setiap bertemu September. Bertemu September berarti gue telah berhasil bertahan hidup satu tahun lagi.
Tahun 2106, saat 22 tahun, akhirnya gue bisa keluar sebentar dari kota Padang. Pelatihan sambil jalan-jalan ke Aceh-Sabang. Salah satu tahun terbaik dalam hidup gue. Dipercaya menjadi Pemimpin Redaksi sebuah pers kampus, melakukan hal-hal di luar akal sehat. Bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Melakukan perdebatan-perdebatan panjang. Gak pernah terpikir oleh gue sebelumnya. Bukan seperti Fika yang hanya nulis buku diari.
Salah satu keinginan yang gue ingat saat 6 September 2016 adalah, gue ingin sarjana di umur 22. Harapan itu hampir sirna ketika bulan Juni 2017 gue gak kunjung lulus kompre. Shit.
Tapi ternyata Tuhan gak melewatkan doa gue. Meskipun tidak bisa wisuda bulan Agustus 2017, setidaknya gue lulus kompre tanggal 22 Agustus. Masih berstatus 22 tahun setidaknya. Hell, savage. Unofficially Bachelor’s degree in Accounting.
Di 6 September 2017, gue ga ingat berdoa apa. Tapi pasti seputar kesuksesan dalam berkarir.
And here i am. Dua pulu empat tahun. Sudah memulai karir dengan merangkak.
Apa yang udah gue lakukan setahun terakhir? Gue cuma pengen jawab “nothing”. Ya, nothing.
Gue selalu sulit menjawab hal positif apa yang sudah gue lakukan. Kesuksesan apa yang udah gue capai. Jawaban yang selalu gue berikan: gak ada.
Gue selalu melewatkan ulang tahun dengan ketidaktahuan gue dengan diri gue sendiri.
Tapi, gak untuk hari ini. Hari ini, gue akan mencoba mengingat apa yang sudah berubah dari diri gue ke arah yang lebih baik.
Well, setahun belakang ini hidup gue diwarnai dengan luka, dosa, dan tawa. Gue memulai tahun 2018 dengan dosa. Dosa yang membuat relung hati gue terluka. Gue memohon ampun setiap gue mengingatnya. Dan kini gue mulai bisa tertawa.
Tapi, dengan dosa itu juga akhirnya gue sampai di titik ini. Memulai hidup baru. Mulai belajar tentang arti diri. Menentukan tujuan hidup. Belajar agama lagi.
Gue menjalani hari ini tanpa hiruk pikuk keramaian ulang tahun. Tidak ada perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada keriuhan ucapan selamat dari sana-sini.
Sampai detik ini, gue bahkan belum berdoa.
McD makin rame btw.
Gue juga belum tau akan menghadiahi diri gue dengan apa tahun ini. Sejak kuliah (sejak bisa ke Gramedia), setiap ulang tahun gue selalu membeli buku. Hadiah untuk diri sendiri. Sebenarnya, gue dulu pernah berucap kalau sudah punya duit sendiri, gue ingin menghadiahi diri dengan jalan-jalan ke sebuah tempat. Tapi untuk tahun ini, rencana itu belum bisa gue eksekusi.
Di umur 24, gue udah punya penghasilan sendiri. Gue udah kerja di dua perusahaan. Yang pertama di Oil and Gas, sekarang Accounting Firm.
Not too good in progress, but it’s better then nothing. Not in my list of dream, but i am very thankful god.
Keinginan gue dalam waktu dekat adalah, gue ingin les bahasa Inggris. Setelah selesai bervet pajak, akan gue usahakan ambil les. Karna saat ini gue ngerasa kayak baru keluar dari goa karna bahasa Inggris masih jelek. Pengennya les di tempat yang bagus itu. Tapi bayarnya belasan juta. Gue belum sanggup. Gue mau cari les yang murah dulu, yang gue bisa bayar sendiri (dengan gaji yang gak seberapa ini 🙂 hahaha).
Dengan bahasa inggris yang bagus nantinya, dan pengalaman di KAP gue berharap karir gue akan cemerlang kedepannya. Walaupun gue ga tau ukuran cemerlang itu seperti apa.
Selanjutnya, gue ingin wisuda lagi. Iya, gue berharap bisa lanjut kuliah.
Gue juga ingin berinvestasi. Karena gue sadar, jadi karyawan doang gak cukup. Tapi entah kapan gue bisa, dan entah bagaimana jalannya. Gue belum tau.
Di Jakarta, dan di umur 24 ini, gue merasa keambiusan gue berkurang. Lebih realistis tepatnya. Gue mulai memikirkan step-step yang harus gue lakukan untuk mencapai keinginan gue.
Dulu, gue memiliki list dalam kepala. Pokoknya dua tahun sejak lulus kuliah sudah sampai di titik ini. Umur 26 sudah melakukan ini. Umur 27 sudah harus selesai S2. Selesai S2 baru boleh memikirkan menikah. Karir harus bagus (titik). Umur 30 sudah bisa ini. Dll. dll. dll.
Sedangkan kini, gue gak mengukur semua dengan tahun dan angka. Karena kini gue melihat bahwa kebahagiaan bukan hanya dengan dengan karir dan pendidikan yang tinggi. Tapi juga dengan berbagi dengan orang lain. Juga dengan mendekatkan diri dengan Tuhan. Gue percaya bahwa semua akan ada waktunya. Bahwa semua sudah ada takdirnya.
Terakhir, selamat ulang tahun. Semoga sehat dan bahagia selalu. Semoga bisa bertemu dengan 6 September-6 september selanjutnya. Dengan cerita dan harapan-harapan baru. Semoga tidak ada tahun yang terbuang dengan percuma.
Once again, Happy Birthday Fika!