Menulis Agar Mengingat

0

“Tulislah apa yang ada dalam pikiranmu sekarang, tidak harus secepatnya berguna, tapi pasti suatu hari akan berarti”

Ariel, dalam buku Kisah Lainnya

Setidaknya, apa yang dikatakan Ariel itu ada benarnya. Apa yang kita pikirkan kini, jika tidak ditulis secepatnya maka lambat laun akan lupa. Karena memang, beberapa ingatan kadang tak cermat untuk mengingat.

Suatu hari, saya usai membaca buku Pramoedya Ananta Toer, Tetralogi Pulau Buru. Buku yang sangat bagus dan highly recommended. Namun sayangnya, saya tidak membaca buku ke empat, Rumah Kaca. Hal ini karena saat baru membaca Rumah Kaca, saya agak bingung. Sudut pandang yang berbeda hingga saya tidak mau melanjutkan membacanya.

Namun untungnya, ketika saya selesai membaca buku ke-tiga, Jejak Langkah, saya langsung ‘curhat’ di twitter. Bagi saya twitter adalah ‘tong sampah’ tempat membuang apa yang ada di pikiran saya. Karena no one cares about my business there.

Beberapa hari yang lalu, saya iseng search diri saya di google. Saya menulis nama lengkap. Banyak juga saya punya akun di dunia maya. Kemudian saya menemukan judul “Mengensal Titto Adhi  Soerjo, Bapak Pers Nasional”. Saya kemudian mengklik judul tersebut, dan keluarlah chirpstory. Link tersebut ternyata berisi kicauan-kicauan saya di twitter tanggal 11/11/2015.

Kemudian saya tersenyum. Saya ingat waktu itu pernah menulis di twitter karena sedang tidak ada kerjaan. Dan saya tidak menyangka, apa yang saya tulis serabutan di twitter saat itu berguna juga. Setidaknya, itu bisa menjadi rangkuman dari isi buku tersebut versi saya.

Saya lebih kaget lagi, ketika saya kemudian mengobrak-abrik akun saya di twitter sampai menemukan twit-twit tersebut, lalu saya copy ke microsoft word and you know what? Setidaknya ada sekitar 886 kata yang saya tulis; begitu yang terhitung. Bahkan sebuah cerpen yang saya berasal dari imajinasi saya tak sampai sebanyak itu. Dan kicauan yang saya hanya ingin ‘membuang’ apa yang ada di pikiran saya bisa sepanjang itu.

Maka benar. If you write, setidaknya akan ada bekas. If you just think, one day you’ll forget some or all of it.

Jadi menurut saya, menulis itu untuk mengingat kalau kita pernah punya ide ataupun gagasan. Hmm sampai saat ini saya tidak begitu mementingkan apakah tulisan-tulisan saya (yang tidak seberapa) dibaca orang atau tidak. Apakah personal blog saya dibuka orang atau tidak. Karena yang terpenting adalah saya masih bisa menulis apa yang ada di pikiran saya.

But, beda hal jika saya menulis berita. Saya tentu menginginkan informasi yang saya bagikan dibaca oleh banyak orang. hehe. Gini-gini saya juga wartawan kampus wkwk

You might also like

Leave A Reply

Your email address will not be published.